Inteligensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi baru. Menurut K.BUHLER, Inteligensi merupakan tindakan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian. DAVID WECHSLER berpendapat bahwa Inteligensi adalah kapasitas untuk mengerti lingkungan & kemampuan akal budi untuk mengatasi tantangan/hambatan dan Inteligensi merupakan kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional & menghadapi lingkungannya secara efektif. 

WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) sebagai skala kecerdasan sejak kemunculannya telah banyak menarik perhatian para ahli psikologi. Kemampuannya dalam mengestimasi kemampuan kognitif individu belum ada bandingannya. Apalagi dalam pengembangan yang lebih luas, ternyata kemampuannya tidak terbatas pada individu yang normal semata, tetapi juga menyangkut individu yang mengalami gangguan psikiatrik. Bahkan kemampuannya tidak hanya mengukur tingkat kecerdasan, tetapi juga mampu menjadi alat diagnosis bagi asesmen klinis.

Terdapat empat skor indeks yang mewakili komponen utama kecerdasan, sbb:

 IQ (FSIQ- Full Scale IQ) secara penuh merupakan kombinasi dari hasil penilaian VCI, PRI, WMI, and PSI.

FAKTOR YG MEMPENGARUHI INTELIGENSI

  1. FAKTOR BAWAAN (Nature)

Penelitian menunjukkan bahwa: Individu yang berasal dari satu keluarga (sanak saudara, nilai test IQ berkorelasi (+0,50). Diantara saudara kembar korelasi sangat tinggi yaitu (+ 0.90). Yang tidak bersanak saudara korelasi rendah yaitu (+0,20). Penelitian terhadap anak2 yang diadopsi diperoleh hasil, IQ mereka berkorelasi tinggi dengan org tua sesungguhnya (0,40 – 0,50) dibandingkan dengan orang tua angkatnya (0,1 – 0,2). Studi terhadap anak kembar yang diasuh terpisah tetap menunjukkan IQ yang berkorelasi tinggi.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa walaupun lingkungan berpengaruh terhadap taraf kecerdasan seseorang, namun banyak hal dalam kecerdasan yang tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan. 

   2. FAKTOR LINGKUNGAN (Nurture)

Inteligensi tidak dapat terlepas dari perkembangan organis otak. Di sisi lain, perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi (Pengaruh lingkungan sangat penting). Selain gizi, rangsangan yang bersifat Kognitif Emosional dari lingkungan juga memegang peranan penting. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa inteligensi bisa berkurang karena tidak adanya rangsangan tertentu di awal kehidupannya. Skeel & Skodak, dalam studi longitudinal menemukan bahwa anak-anak yang dididik dalam lingkungan yang kaku, kurang perhatian, kurang dorongan, lalu dipindahkan ke dalam lingkungan yang hangat penuh perhatian, dorongan, rasa percaya, ternyata menunjukkan peningkatan skor test kecerdasan. 

Dapat disimpulkan bahwa inteligensi dipengaruhi oleh kualitas inteligensi orang tua sera kondisi anak pada saat pembentukan dalam kandungan (bawaan) dan gizi selama masa pertumbuhan serta rangsangan-rangsangan intelektual yang memberikan sumber pengalaman pada masa2 sensitif, seperti pendidikan, latihan ketrampilan, dll.

 

Sumber:

  1. Lichtenberger, Elizabeth O.; Kaufman, Alan S (2002). Assessing adolescent and adult intelligence. Boston: Allyn and Bacon. pp. 3.
  2. Http://Ejurnal.Setiabudi.Ac.Id/Ojs/Index.Php/Psikohumanika
  3. Sulis Maryanti, INTELIGENSICLAPARDE & STERN
  4. Wechsler, David (1939). The measurement of adult intelligence. Baltimore: Williams & Wilkins. p. 229