Apa yang anda ketahui tentang Multiple Intelligence?

Multiple Intelligence adalah istilah atau teori dalam kajian tentang ilmu kecerdasan yang memiliki arti “kecerdasan ganda” atau “kecerdasan majemuk”. Howard Gardner melihat bahwa setiap anak adalah unik, karena uniknya itulah maka setiap anak (setiap orang) itu berbeda, karena berbeda itulah maka sebaiknya pendidikan dan pelatihan yang (efektif) diberikan pun harus berbeda-beda pula sesuai dengan keunikannya. Dengan demikian bidang keahlian dan bidang keterampilannya pun berbeda-beda dan itu adalah fakta. Howard Gardner berpendapat bahwa setiap anak adalah cerdas pada bidangnya masing-masing, dan tidak ada anak yang cerdas pada semua bidang.

Yuk, kita cari tahu, bagaimana sih perkembangan multiple intelligence itu?

Teori Multiple Intelligences ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner, seorang psikolog perkembangan dan professor pendidikan dari Graduate School Of Education, Harvad University, Amerika Serikat. Dia juga adalah penulis Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences (Basic Books, 1983/1993), Multiple Intelligences: The Theory in Practice Intelligence Reframed: Multiple Intelligences for the 21st Century (Basic`Books, 1993), dan (Basic Books, 1993). Beliau juga salah satu direktur Project Zero di Harvard Graduate School of Education. Project Zero adalah pusat penelitian dan pendidikan yang mengembangkan cara belajar, berpikir, dan kreativitas dalam mempelajari suatu bidang bagi individu dan institusi.

Di dalam teorinya Gardner menjelaskan bahwa setiap orang memilki bermacam-macam kecerdasan, tetapi dengan kadar pengembangan yang berbeda antara kecerdasan yang satu dengan kecerdasan lainnya. Pengertian inteligensi Gardner ini berbeda dengan pengertian yang dipahami sebelumnya. Sebelum Gardner, pengukuran IQ (Intelligence Question) seseorang didasarkan pada tes IQ saja, yang hanya menonjolkan kecerdasan matematis-logis dan linguistik. Sehingga kurang memperhatikan kecerdasan pada bidang yang lain. Penemuan Gardner tentang inteligensi seseorang telah mengubah konsep kecerdasan. Inteligensi seseorang dapat dikembangkan melalui pendidikan dan jumlahnya banyak.

Secara jelasnya Gardner mengungkapkan bahwa tidak ada anak bodoh atau pintar. Yang ada, anak yang menonjol dalam salah satu atau beberapa jenis kecerdasan tersebut. Dengan demikian, dalam menilai dan menstimulasi kecerdasan anak, orang tua dan guru selayaknya dengan jeli dan cermat merancang sebuah metode khusus. Dalam menstimulasi kecerdasan anak, dapat dikatakan, kecerdasan tertentu bisa jadi diasah agar lebih terampil.

Esensi teori multiple intelligence menurut Gardner adalah menghargai keunikan setiap orang, berbagai variasi cara belajar, mewujudkan sejumlah model untuk menilai mereka, dan cara yang hampir tak terbatas untuk mengaktualisasikan diri di dunia ini dalam bidang tertentu yang akhirnya diakui. Menurut hasil penelitiannya, Gardner menyatakan bahwa di dalam diri setiap orang terdapat delapan jenis kecerdasan. Kedelapan kecerdasan tersebut bisa saja dimiliki oleh setiap individu, hanya saja dalam taraf berbeda. Selain itu, kecerdasan ini juga tidak berdiri sendiri, terkadang bercampur dengan kecerdasan lain.

8 jenis kecerdasan yang dimiliki setiap individu yaitu:

  1. Kecerdasan linguistik yaitu kecerdasan yang diungkapkan dalam bentuk kemampuan membaca, menulis, dan berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memanipulasi tatabahasa, struktur bahasa, fonologi, semantik, pragmatik bahasa. Penggunaan kecerdasan ini pada keterampilan beretorika, hafalan kata, eksplanasi (menjelaskan), dan metabahasa (membahas bahasa itu sendiri). Contoh profesi yang memiliki kecerdasan linguistik yaitu: penulis, wartawan, sastrawan, orator, dan komedian.
  2. Kecerdasan matematis-logis yaitu kecerdasan yang diungkapkan dalam bentuk kemampuan bernalar (reasoning) dan menghitung, memikirkan sesuatu dengan cara logis dan sistematis. Kecerdasan ini meliputi kepekaan berlogika, pernyataan dalil (jika-maka, sebab-akibat), fungsi logis dan abstraksi lain. Proses yang menggunakan kecerdasan ini adalah kategorisasi, klasifikasi, pengambilan kesimpulan, generalisasi, perhitungan, dan pengujian hipotesis. Contoh profesi yang memiliki kecerdasan matematis-logis yaitu: para insinyur, ilmuan, ekonom, akuntan dan detektif.
  3. Kecerdasan spasial yaitu intelegensi yang diungkapkan dalam bentuk kemampuan untuk memvisualisasikan bentuk akhir dari sesuatu. Membayangkan sesuatu dalam mata pikiran. Kecerdasan ini meliputi kepekaan warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan antarunsur-unsur tersebut. Kecerdasan ini pun meliputi kemampuan membayangkan, mempresentasikan ide secara visual atau spasial, dan mengorientasikan diri secara tepat pada matriks spasial. Contoh profesi yang memiliki kecerdasan spasial yaitu: arsitek, seniman, perencana strategik, fotografer, pemahat, dan pelaut.
  4. Kecerdasan musikal yaitu kecerdasan yang diungkapkan dalam bentuk kemampuan untuk menciptakan atau membuat komposisi musik. Menjaga irama. Setiap orang memiliki kecerdasan musikal dasar yang baik dan dapat mengembangkannya. Kecerdasan ini meliputi kemampuan fisik yang spesifik seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, dan kecepatan maupun kemampuan menerima rangsangan dan hal yang berkaitan dengan sentuhan. Contoh profesi yang memiliki kecerdasan musikal yaitu: komposer, musikus, dan ahli rekaman.
  5. Kecerdasan kinestetik-jasmani yaitu kecerdasan yang diungkapkan dalam bentuk kemampuan menggunakan keterampilan fisik untuk memecahkan masalah, menciptakan produk, atau menyampaikan gagasan dan emosi. Kecerdasan ini meliputi kepekaan irama, pola titinada atau melodi dan warna suara atau lagu. Orang yang memiliki kecerdasan ini pun dapat memahami musik figural atau ‘atas-bawah’ (global-intuitif), pemahaman formal ‘bawah-atas’ (analisis-teknis) atau keduanya. Contoh profesi yang memiliki kecerdasan kinestetik-jasmani yaitu: atlit, penari dan aktor, ataupun mereka yang bekerja di bidang konstruksi.
  6. Kecerdasan Interpersonal yaitu kecerdasan yang diungkapkan dalam bentuk kemampuan bekerja secara efektif dengan orang lain berhubungan dengan orang lain dan menunjukkan empati dan pemahaman, memperhatikan motivasi dan tujuan. Kecerdasan ini meliputi kepekaan berekspresi wajah, suara, gerak-isyarat, membedakan berbagai macam tanda interpersonal, menanggapi tanda efektif dengan tindakan pragmatis tertentu. Misalnya mempengaruhi sekelompok orang untuk melakukan tindakan tertentu. Contoh profesi yang memiliki kecerdasan Interpersonal yaitu: guru, fasilitator, terapis, politikus, pemimpin agama dan salesman.
  7. Kecerdasan Intrapersonal yaitu kecerdasan yang diungkapkan dalam bentuk kemampuan menganalisis diri dan refleksi diri, mampu berkontemplasi dan menilai kemampuan seseorang, membuat perencanaan dan tujuan, dan mengetahui diri sendiri. Kecerdasan ini dapat dipergunakan untuk mempelajari kesuksesan dan kegagalan sebagai panduan untuk kebaikan pada masa mendatang. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri secara akurat (kekuatan dan keterbatasan diri), kesadaran akan suasana hati, motivasi, temperamen, keinginan, kemampuan mendisiplinkan diri, memahami dan menghargai diri. Contoh profesi yang memiliki kecerdasan Intrapersonal yaitu: Filosof, konselor, dan orang-orang yang mencapai puncak prestasi tertinggi.
  8. Kecerdasan Naturalis yaitu kecerdasan yang diungkapkan dalam bentuk kemampuan mengenal flora dan fauna, hidup selaras dengan alam dan memanfaatkannya secara produktif. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada fenomena alam (awan, gunung, laut.dll.) atau fenomena lingkungan sekitar tempat tinggal (banyaknya kendaraan bermotor, suasana pasar,dll). Contoh profesi yang memiliki kecerdasan Naturalis yaitu: Petani, pakar biologi, pakar botani, dan lingkungan hidup.

Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari penerapan Multiple Intelligence, yaitu:

  1. Jika anda seorang guru, anda dapat menggunakan kerangka Multiple Intelligences dalam melaksanakan proses pengajaran secara luas. Aktivitas yang bisa dilakukan seperti menggambar, menciptakan lagu, mendengarkan musik, melihat suatu pertunjukan. Dapat menjadi ‘pintu masuk’ yang vital ke dalam proses belajar.
  2. Dengan menggunakan Multiple Intelligences. Anda menyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan, minat, dan talentanya.
  3. Anda akan mampu menunjukkan dan ‘berbagi’ tentang kelebihan yang dimilikinya. Membangun kelebihan yang dimiliki akan memberikan suatu motivasi untuk menjadikan anda sebagai seorang ‘spesialis’.

Berikut ini adalah beberapa prinsip penting yang harus diperhatikan dalam teori kecerdasan majemuk ini yaitu:

  1. Setiap orang memiliki delapan kecerdasan. Teori ini bukan untuk menegaskan bahwa seseorang memiliki kecerdasan tertentu, tapi untuk menegaskan bahwa setiap orang memiliki delapan tipe kecerdasan. Tentu saja, delapan tipe kecerdasan ini memiliki kadar dan cara yang berbeda-beda pada setiap orang. Ada beberapa yang memiliki tingkatan yang sangat tinggi untuk beberapa kecerdasan. Dan ada beberapa yang lainnya tidak terlalu menonjol pada kecerdasan yang lain.
  2. Orang pada umumnya dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat penguasaan yang memadai. Menurut Gardner, setiap orang memiliki kemampuan mengembangkan kecerdasannya sampai pada kinerja tingkat tinggi yang memadai jika mendapatkan dukungan, pengayaan, dan pembelajaran.
  3. Kecerdasan-kecerdasan umumnya bekerja bersamaan dengan cara yang kompleks. Kecerdasan selalu berinteraksi satu sama lain. Tidak ada kecerdasan yang mampu bekerja sendiri. Gardner mengecualikan untuk orang savant atau orang yang mengalami cedera otak.
  4. Ada banyak cara agar menjadi cerdas dalam setiap kategori. Artinya, tidak ada atribut standar agar seseorang bisa disebut cerdas pada wilayah tertentu. Seseorang tidak pandai membaca cepat, tetapi ia mampu bercerita secara memukau di hadapan banyak orang untuk melengkapi kecerdasan linguistiknya.

Menurut anda, bagaimana penerapan di Indonesia dengan teori-teori multiple intelligence ini? Apakah telah digunakan?

Hmmmmm, jika dilihat di Indonesia, tenaga pendidikan atau orang tua yang berada di Indonesia saat ini belum sepenuhnya siap untuk menerapkan teori dalam praktek ini ataupun melibatkan pelajar dewasa karena sudut pandang masih bersifat tradisional. Seperti contohnya dari kecil si A suka dan pandai dalam melukis, tetapi orang tuanya melarang untuk melukis, karena menurut orang tuanya jika keterusan dan menjadi seorang pelukis tidak dapat menghasilkan uang banyak. Jadi orang tuanya tidak ingin mengembangkan kecerdasan anaknya dalam melukis seperti menyuruh si anak mengikuti kursus melukis dan lain-lain yang menonjolkan kecerdasan si anak. Coba anda perhatikan, sekalipun ada orang tua yang peduli dengan kecerdasan anaknya, mereka menuntun anak untuk mengikuti kursus bahasa inggris atau matematika saja yang sebenarnya kurang disukai si anak, atau bahkan mengikuti kursus ketika hanya ingin menghadapi ujian saja, terutama Ujian Nasional (UN).

Perlu untuk anda ketahui!!

Multiple Intelligence muncul dari sebuah kenyataan bahwa seringkali kita temukan di masyarakat bahwa orang yang paling pandai di sekolahnya tidak menjamin kesuksesannya ketika terjun ke masyarakat. Sebaliknya seringkali juga kita temukan bahwa anak-anak yang dulunya memiliki kecerdasan rata-rata atau bahkan di bawah rata-rata, bisa berhasil dalam kehidupannya.

Salah satu contoh yang paling nyata adalah Albert Einstein

Ketika Albert Einstein dicap sebagai murid yang bodoh oleh gurunya, karena beliau terlambat bisa berbicara dibandingkan anak-anak seusianya. Sampai akhirnya beliau dikenal sebagai seorang ilmuwan fisika teoretis yang dipandang luas sebagai ilmuwan terbesar dalam abad ke-20.

Dari contoh diatas merupakan sebuah bukti bahwa banyak juga seseorang yang tidak pandai di sekolah, bisa berhasil dalam hidupnya. Hal ini hanya sebuah pemaparan akan kemungkinan bahwa kepandaian di sekolah bukanlah satu-satunya jaminan. Nilai yang diberikan di sekolah bukan menjadi satu-satunya tolak ukur untuk kecerdasan seseorang.

Sebagai contoh lagi adalah David Beckham

Sejak kecil dia sudah mengikuti sekolah sepak bola, dan dia sangat mahir melakukan dan mengembangkan kecerdasan yang dia miliki sebagai pemain bola. Sampai akhirnya dia merupakan pemain bola terkenal sedunia dengan kesuksesan yang diraihnya seperti memegang rekor penampilan untuk pemain non-kiper, dan juga pemain Inggris pertama yang memenangi gelar juara liga di empat negara berbeda.

Multiple Intelligence ini bisa menjadi sebuah alat baru bagi para orang tua dalam menghargai kecerdasan anak. Karena tidak semua anak dilahirkan dengan kecerdasan yang sama. Oleh karenanya, ada baiknya sebagai orang tua menuntun anak-anak kita untuk mengembangkan kecerdasan yang dimiliknya. kecerdasan tidak hanya tentang di dalam pelajaran atau lingkungan sekolah saja, tetapi bisa didapatkan dari luar lingkungan sekolah, seperti mengikuti kursus menari, menyanyi, melukis, dll. Hal tersebut menuntut orang tua berperan aktif untuk bersama mengembangkan masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak.

Dari pembahasan diatas, betapa pentingnya mengetahui dan mengembangkan Multiple Intelligence pada diri anda dan atau anak-anak anda. Jika anda ingin mengetahui jenis Multiple Intelligence mana yang menggambarkan diri anda, anda bisa mengikuti tes nya.

 

Sumber:

  1. http://nadhirin.blogspot.co.id/2008/08/multiple-intelegence.html
  2. http://scholae.co/web/read/518/manfaat.penerapan.kecerdasan.majemuk
  3. http://garut.co/pentingnya-menemukan-multiple-intelligence-anak
  4. http://trys01.blogspot.co.id/2014/08/mengenal-multiple-intelligences.html#.WQrsBTcQ_IU
  5. http://esqsmartplus.com/konsep-multiple-intelligence